BNI Asset Management Ungkap SBN dan Kripto Mendisrupsi Investor Reksa Dana

Senin, 18 Maret 2024

BNI Asset Management  Ungkap SBN dan Kripto Mendisrupsi Investor Reksa Dana

 
JAKARTA, investortrust.id - Prediksi bahwa tahun 2023 reksadana akan kembali tumbuh belum sepenuhnya terjadi. Sejumlah aset investasi seperti surat berharga negara (SBN) dan obligasi ritel Indonesia dengan Tingkat kupon yang tinggi dinilai mendisrupsi pilihan para investor. Aset kripto pun disebut punya andil yang sama seperti SBN.

 Hal ini diakui oleh Direktur Investasi BNI Asset Management, Putut Endro Andanawarih. Ia  mengatakan bahwa hal ini kemungkinan disebabkan disrupsi dari alternatif investasi lain yang semakin banyak beredar seperti kripto, SBN Retail, yang  memberikan return lebih besar.

 “Kalau kita ngomong domestik,  saya pikir ada alternatif investasi lain. Kripto one thing, ORI juga.  Satu kenyataan yang membuat mungkin (reksa dana)  gak jadi menarik,” ujarnya dalam kesempatan bincang-bincang dengan Investortrust.id pekan lalu, Kamis (14/3/2024).

 Putut sendiri menyampaikan keyakinannya bahwa ke depan akan terjadi keseimbangan kembali, ketika investor akan mencari instrumen investasi yang bisa dihitung secara fundamental.

 “Belum semua investor tahu bahwa ada potensi disini (reksa dana),” ungkap Putut.  

 Sekadar informasi,  hingga Januari 2024, dana kelolaan dari 93 manajer investasi di Indonesia telah mencapai Rp 816,19 triliun. Dari nilai tersebut, dalam periode 2014-2017 AUM (Asset Under Management) atau dana kelolaan reksa dana tumbuh 13,3% per tahun, Namun nilai tersebut menurun 4,9% per tahun dalam tiga tahun terakhir.

Dalam kesempatan yang sama, ia menjelaskan bahwa BNI AM telah menyiapkan produk investasi  berbasis indeks saham, yang mampu mereplikasi pertumbuhan yang terjadi pada indeks tersebut. Bukan tanpa alasan, selain produk reksa dana indeks tengah hype di luar negeri, produk ini juga menjadi jembatan bagi para investor yang ingin mencicipi pertumbuhan menarik yang dihasilkan oleh saham-saham yang tergabung dalam indeks.

“Pertumbuhan dari index fund di Indonesia itu juga tinggi. Dengan reksa dana indeks, investor punya kesempatan beli indeks saham. Isinya 4 kali diganti dalam setahun. Kita akan tahu bahwa IDX 30 itu isinya 30 emiten yang terbesar. Simplicity ini disukai  investor sehingga  dia tumbuh besar, dan biaya pengelolaan juga sangat efisien,” ujar Putut.

Oleh sebab itu, saat ini BNI AM gencar untuk memperkenalkan reksadana saham yang berbasis index melewati beberapa program literasi. BNI AM pun punya 8 produk index fund yang tergabung dalam Family of Index, yang memungkinkan investor untuk melakukan switching dengan mudah ke index fund yang ia sukai.

“Jadi misal nasabah mengatakan lagi gak mau yang high dividend karena ekonominya lebih bagus,  mau cari yang (berbasis) growth ya silakan. Dari (indeks berbasis) growth tiba-tiba mau defensif lagi, ya balik lagi ke IDX30,” ujarnya. (CR-4).

Link. https://investortrust.id/news/bni-am-ungkap-sbn-dan-kripto-mendisrupsi-investor-reksa-dana